Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama
(primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang
bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat
medan magnet yang dihasilkan.
Bagian-Bagian Transformator
Contoh Transformator Lambang Transformator
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet
yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi
dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada
skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga
arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
polaritasnya.
Hubungan
antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
Transformator step up yaitu transformator
yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator
ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada
jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu
transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah,
transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan:
Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik.
Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220
volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik
bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt.
Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer,
mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan
listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah
lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan
pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian:
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus bolak-balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik berupa putaran daripada rotor. Motor listrik arus bolak-balik dapat dibedakan atas beberapa jenis. Sepertipada motor DC pada motor AC,arus dilewatkan melalui kumparan, menghasilkan torsi pada kumparan. Sejak saat itu bolak, motor akan berjalan lancar hanya pada frekuensi gelombang sinus. Hal ini disebut motor sinkron. Lebih umum adalah motor induksi, di mana arus listrik induksi dalam kumparan berputar daripada yang diberikan kepada mereka secara langsung. Salah satu kelemahan dari jenis motor AC adalah arus tinggi yang harus mengalir melalui kontak berputar. Memicu dan pemanasan pada kontak-kontak dapat menghabiskan energi dan memperpendek masa pakai motor. Dalam motor AC umum medan magnet yang dihasilkan oleh elektromagnet didukung oleh tegangan AC sama dengan kumparan motor. Kumparan yang menghasilkan medan magnet yang kadang-kadang disebut sebagai "stator", sedangkan kumparan dan inti padat yang berputar disebut "dinamo". Dalam motor AC medan magnet sinusoidal bervariasi, seperti arus dalam kumparan bervariasi.
Berdasarkan karakteristik dari arus listrik yang mengalir, motor AC (Alternating Current, Arus Bolak-balik) terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Motor listrik AC / arus bolak-balik 1 fasa
2. Motor listrik AC / arus bolak-balik 3 fasa
MOTOR LISTRIK 1 FASA
Prinsip kerja Motor AC Satu Fasa Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.
Gambar 1. Prinsip Medan Magnet Utama dan Medan magnet Bantu Motor Satu fasa
Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama.
Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu.
Gambar 2. grafik Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama
Gambar 3. Medan magnet pada Stator Motor satu fasa
Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya.
Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar.
Gambar 4. Rotor sangkar
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi putar pada rotor.
MOTOR LISTRIK 3 FASA
Motor Listrik 3 Fasa
A. Motor Listrik 3 Fasa
Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen Kapasitor (baca disini), pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini:
Gb. Grafik arus 3 fasa
Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar phasenya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.
B. Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Gb. Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa
C. Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa
Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
dimana:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.
D. Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi (torque)
Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan antara torque - kecepatan dengan arus pada motor induksi 3 phase:
• Motor mulai menyala ternyata terdapat arus start yang tinggi akan tetapi torque-nya rendah.
• Saat motor mencapai 80% dari kecepatan penuh, torque-nya mencapai titik tertinggi dan arusnya mulai
menurun.
• Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
E. Keuntungan dan Kerugian Motor 3 Fasa
Keuntungan motor 3 fasa :
•Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
•Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
•Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
•Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.
Kerugian Penggunaan Motor Induksi:
•Kecepatan tidak mudah dikontrol
•Power faktor rendah pada beban ringan
•Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
F. Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa
Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan dalam motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor 3 phase:
1.Sambungan Bintang/Star/Y
2.Sambungan Segitiga/Delta
1. Sambungan Star
Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau nol.
Nilai tegangan phase pada sambungan bintang = √3 x tegangan antar phase
2. Sambungan Delta
Gb. Sambungan Delta
Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga. Pada sambungan delta tegangan kumparan = tegangan antar phase akan tetapi arus jaringan sebesar √3 arus line.
Generator adalah suatu alat yang dapat
mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik.Tenaga mekanik bisa berasal dari
panas, air, uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan olehgenerator bisa berupa
Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal
tersebuttegantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga
listrik.Generator berhubungan erat
dengan hukum faraday. Berikut hasil dari hukum faraday “ bahwa apabila sepotong
kawat penghantar listrik berada dalam medan magnet berubah-ubah,maka dalam
kawat tersebut akan terbentuk Gaya Gerak Listrik”
Berdasarkan jenis arus listrik yang dihasilkan, generator listrik dibedakan menjadi 2 macam, yaitu generator listrik Alternator (AC) dan generator listrik dinamo (DC). Berikut ini adalah penjelasan cara kerja generator listrik tersebut:
# GENERATOR LISTRIK AC
Pada generator listri AC ini terdapat 2 buah stator. Kutub - kutub magnet yang berlawanan saling dihadapkan sehingga diantara kedua kutub magnet tersebut dihasilkan medan magnet. Di alam medan magnet tersebut terdapat kumpran yang mudah berputar pada porosnya. Karena kumparan selalu berputar, maka jumlah gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan juga selalu berubah - ubah. Sifat dari arus listrik yang dihasilkan oleh generator listrik AC ini berjenis bolak - balik dengan bentuk seperti gelombang; amplitudonya bergantung pada kuat medan magnet, jumlah lilitan kawat, dan luas penampang kumparan; serta frekuensi gelombangnya sama dengan frekuensi putaran kumparan.
# GENERATOR LISTRIK DC
Cara kerja generator listrik DC mirip dengan cara kerja generator listri AC. Yang membedakan hanya pada generator listrik DC ini menggunakan sebuah cincin belah atau yang biasa disebut dengan komutator di bagian outputnya. Komutator ini memungkinkan arus listrik induksi yang dialirkan ke rangkaian listrik berupa arus listri DC meskipun kumparan yang berada di dalamnya menghasilkan arus listrik AC.
Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja generator akan lebih mudah dimengerti apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa itu generator. Generator merupakan alat yang mampu menghasilkan energi listrik yang bersumber kepada energi mekanik dan umumnya menggunakan induksi elektromagnetik. Proses tersebut dikenal dengan nama pembangkit listrik. Sumber energi mekanik sendiri bisa berasal dari resiprokat ataupun turbin.
Generator listrik pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh seseorng yang bernama Faraday. Saat itu generator listrik mempunyai bentuk gulungan kawat yang dililitkan pada besi yang berukuran U. Generator tersebut dikenal dengan nama Generator Cakram Faraday.
Cara Kerja Generator
Cara kerja generator adalah melalui pergerakan medan magnet yang ada di rotor terhadap kumparan tetap yang terdapat di stator. Medan magnet tersebut dihasilkan dengan cara memberikan tegangan DC (Direct Current) pada kumparan penguat medan yang ada di rotor yang dapat dihasilkan melalui penguat sendiri maupun penguat terpisah. Sumber tegangan DC sendiri bisa didapat dari aki (accumulator). Setelah itu pemotong medan magnet bisa menggunakan bahan konduktor untuk memotong medan magnet yang ada, karena apabila tidak memotong maka prinsip kerja generator tidak akan timbul yang berupa gaya gerak listrik.
Generator listrik mempunyai 2 macam jenis yaitu generator listrik AC dan generator listrik DC. Generator listrik AC mempunyai dua kutub stator sehingga apabila kutub-kutub magnet yang berlawanan dihadapkan maka akan menimbulkan sebuah medan magnet. Sedangkan generator listrik DC mempunyai komulator sehingga arus listrik yang akan dihasilkan berupa arus listrik DC sekalipun sumbernya berupa arus listrik AC. Adapun alat yang mampu mengkonverter arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik AC yaituinverter listrik.
Manfaat Generator Listrik
Manfaat generator listrik adalah sebagai salah satu elemen mesin pembangkit listrik yang mana berasal dari energi mekanik dan semua pembangkit listrik menggunakan komponen generator di dalamnya. Manfaat generator listrik pun sangat banyak baik itu untuk kalangan pribadi ataupun industri. Untuk industri prinsip kerja generator sangat terasa pada pusat listrik tenaga uap yang berjenis medan tutup dan menggunakan system udara yang terbuka. Disini putaranturbin yang berasal dari air yang dibendung dalam waduk mampu menghasilkan listrik.
Selain mengetahui tentang prinsip kerja generator itu seperti apa, tentunya tidak ada salahnya anda mempelajari jenis-jenis genset yang ada berikut estimasi harganya. Ada baiknya anda membeli genset untuk di rumah atau kantor anda sebagai penunjang kegiatan sehari-hari anda mengingat pelayanan listrik di Indonesia yang terkadang mati secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Sekaligus anda juga harus ikut dalam kegiatan menghemat listrik karena seringnya PLN memberikan pelayanan listrik yang kurang memuaskan diakibatkan tidak mencukupinya daya untuk menyuplai aliran listrik ke semua daerah secara merata.
Generator DCmerupakan sebuah
perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi
energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian
belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis
generator DC yaitu:
Generator penguat terpisah
Generator shunt
Generator kompon
1. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent
dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap
beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator
atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan
melintang konstruksi generator DC.
Gambar 1. Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC
yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.
Bagian stator terdiri dari:
rangka motor
belitan stator
sikat arang
bearing dan terminal box.
Rotor terdiri dari:
komutator
belitan rotor
kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin
adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic /
berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang
menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan
amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang. 2. Prinsip kerja Generator DC
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Pembangkitan Tegangan Induksi.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan
menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat
rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini
terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar.
Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan
induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan
penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah
netral.
Gambar 3. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua
cincin (disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar
3.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk
sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu
cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC
dengan dua gelombang positif.
• Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi
bolak-balik. Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
• Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC,
sebanding dengan banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus
penguat medan). Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :
e = – N
dimana :
N : jumlah lilitan
f : fluksi magnet
e : Tegangan imbas, ggl (gaya gerak listrik)
Dengan lain perkataan, apabila suau konduktor
memotong garis-garisfluksi magnetik yang berubah-ubah, maka ggl akan
dibangkitkan dalamkonduktor itu.
Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan ggl adalah :
harus ada konduktor ( hantaran kawat )
harus ada medan magnetik
harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atauada fluksi yang berubah yang memotong konduktor itu.
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangankanan :
ibu jari : gerak perputaran
jari telunjuk : medan magnetik kutub u dan s
jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun
tujuanutamanya adalah pemabangkitan tegangan searah, tampak bahwategangan
kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan jangkar merupakan Dasar Perhitungan1.
Perhitungan GGL generator DCBerdasarkan hukum Imbas dari faraday
yakni apabila lilitan penghantar atau konduktor di putar memotong
garis ± garis gayamedan magnet yang diam, atau lilitan penghantardiam di
potong olehgaris ± garis gaya medan magnet yang berputar maka
penghantar tersebut timbul EMF (elektro motoris force) atau GGL( gaya
gerak listrik) atau tegangan industry.
EMF yang di bangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak ± balik.
Tegangan bolak ± balik tersebut kemudian di searah oleh komutator.
Persamaan umum tegangan yang di bangkitkan oleh DC.
Tegangan yang di bangkitkan oleh generator DC akan mengikuti persamaan umum.
Dengan,
Eₐ= Tegangan yang di bangkitkan dalam volt
= fluks / kutub dalam Maxwell
P = Banyaknya kutub.
N = kecepatan putaran jangkar / menit
Z = Jumlah penghantar jangkar
a= Jumlah hubungan parallel dalam jangkar.
Sehingga besarnya medan magnet yang di bangkitkan dapat di ketahuimelalui persamaan :
Dimana :
Eₐ= Tegangan yang di bangkitkan dalam volt
= fluks / kutub dalam Maxwell
P = Banyaknya kutub.
N = kecepatan putaran jangkar / menit
Z = Jumlah penghantar jangkar
a= Jumlah hubungan parallel dalam jangkar 3. Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder
beralur. Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan
induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai
sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar.
Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada
derah yang induksi magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang
ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan
yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan terdiri dari
lilitan kawat atau lilitan batang.
Gambar 4. Jangkar Generator DC. 4. Reaksi Jangkar
Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah
generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 5). Fluks
ini memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.
Gambar 5. Medan Eksitasi Generator DC
Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus
jangkar. Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar
jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 6).
Gambar 6. Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar.
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak
disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang
terletak di sebelah kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara
medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar
ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n,
tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis netral akan
bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan nominal
generator.
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan
magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada
Gambar 7.
Gambar 7. Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi (b).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih
kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang
diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis
netral n juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi semula
(garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat
berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu,
sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila
sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung
dengan penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat
juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama
baik pada lilitan kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan
pada gambar 7 (a) dan (b), generator dengan komutator dan lilitan
kompensasinya.
Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
• lilitan magnet utama
• lilitan magnet bantu (interpole)
• lilitan magnet kompensasi 5. Jenis-Jenis Generator DC
Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari
rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar
(anker) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Generator penguat terpisah
Generator shunt
Generator kompon
A.Generator Penguat Terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi)
tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator
penguat terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar 8.a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 8.b)
Gambar 8. Generator Penguat Terpisah.
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat
diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan
secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya
DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator
yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V
relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I
dinaikkan mendekati harga nominalnya.
Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar 9. Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar 9 menunjukkan:
a) karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh
(Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus
eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit
turun jika arus beban semakin besar.
b) Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c) Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi
jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke
medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi kecil. B.Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan
rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang
terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan
tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai
tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan
shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt,
makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian
generator shunt dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa
megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung
atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka
tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut. Karakteristik Generator Shunt
Gambar 11. Karakteristik Generator Shunt.
Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada
Gambar 11. Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus
beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator
penguat terpisah.
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat
terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah
generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat
diperbaiki pada generator kompon. C.Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama
yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya
merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan
pada Gambar 12. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan
shunt.
Gambar 12. Diagram Rangkaian Generator Kompon Karakteristik Generator Kompon
Gambar 13. Karakteristik Generator Kompon
Gambar 13 menunjukkan :
karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat
konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh
maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan
seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar.
Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang cenderung
tegangannya akan turun jika arus bebannya naik. 6. Cara Kerja Generator
GENERATOR LISTRIK AC
Pada generator listri AC ini terdapat 2 buah stator. Kutub – kutub
magnet yang berlawanan saling dihadapkan sehingga diantara kedua kutub
magnet tersebut dihasilkan medan magnet. Di alam medan magnet tersebut
terdapat kumpran yang mudah berputar pada porosnya. Karena kumparan
selalu berputar, maka jumlah gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan
juga selalu berubah – ubah. Sifat dari arus listrik yang dihasilkan oleh
generator listrik AC ini berjenis bolak – balik dengan bentuk seperti
gelombang; amplitudonya bergantung pada kuat medan magnet, jumlah
lilitan kawat, dan luas penampang kumparan; serta frekuensi gelombangnya
sama dengan frekuensi putaran kumparan.
GENERATOR LISTRIK DC
Cara kerja generator listrik DC mirip dengan cara kerja generator
listri AC. Yang membedakan hanya pada generator listrik DC ini
menggunakan sebuah cincin belah atau yang biasa disebut dengan
komutator di bagian outputnya. Komutator ini memungkinkan arus listrik
induksi yang dialirkan ke rangkaian listrik berupa arus listri DC
meskipun kumparan yang berada di dalamnya menghasilkan arus listrik AC.
Mesin DC dapat
difungsikan sebagai generator DC maupun sebagai motor DC. Saat sebagai
generator DC fungsinya mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Sedangkan sebagai motor DC mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Secara umum konstruksi motor dan generator DC adalah sama,
yaitu terdiri dari stator dan rotor. Motor-motor DC pada awalnya
membutuhkan momen gerak (gaya torsi) yang besar dan tidak memerlukan kontrol kecepatan putar. Kecepatan putar motor selanjutnya akan dikontrol oleh medan magnet.
Pada
motor DC dengan penguat terpisah, sumber eksitasi didapat dari luar,
misalnya dari aki. Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh
hasil interaksi dua garis medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis
medan magnet dari utara-selatan melewati jangkar. Lilitan jangkar yang
dialiri arus listrik DC mengasilkan magnet dengan arah kekiri
ditunjukkan anak panah (Gambar 4.22).
Interaksi
kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang dihasilkan jangkar
mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah jarus
jam. Untuk mendapatkan medan magnet stator yang dapat diatur, maka
dibuat belitan elektromagnet yang da-pat diatur besarnya arus
eksitasinya.
Mesin DC dapat difungsikan sebagai generator DC maupun sebagai
motor DC. Saat
sebagai generator DC fungsinya mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Sedangkan sebagai motor DC mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik.
Sekarang bagaimana putaran dapat dihasilkan??
Untuk menjawab ini, tentu saja kita harus
ingat aturan tangan kanan bahwa gaya, medan magnet, dan arus
membentuk suatu sumbu tiga dimensi seperti ditunjukkan di gambar sebelumnya.
Semua setuju bahwa medan magnet berarah dari kutub Utara (N) ke kutub Selatan
(S), sehingga di gambar yang atas seharusnya ada medan magnet yang berarah dari
N ke S. Interaksi adanya arus dan medan magnet dengan menggunakan aturan tangan
kanan mengakibatkan munculnya gaya. Pada gambar yang atas, dapat dicoba
sendiri, di konduktor yang dekat dengan kutub S akan muncul gaya ke arah atas,
sebaliknya pada konduktor yang dekat dengan kutub N akan muncuk gaya ke arah
bawah. Akibatnya bagian medan akan berputar karena adanya dua gaya yang
berlawanan arahnya. Setelah satu putaran maka konduktor yang tadinya dekat
dengan kutub S akan berpindah dekat ke kutub N, dan juga sebaliknya. Akibat
adanya pasangan cincin belah-komutator, arus akan mengalir dengan arah yang
tetap, walaupun konduktornya berganti, sehingga gaya pada titik tersebut akan
selalu tetap arahnya. Begitu seterusnya sehingga motor arus searah akan
berputar pada arah yang tetap. Secara sederhana, apabila sumber arus searahnya
kita balik arahnya maka putaran yang dihasilkan akan berlawanan arah